Selamat Datang di Confreria Reinha Rosari Larantuka

Latihan Koor Muji Hari Ketiga (Jumad Agung)



Latihan Koor Muji Hari Ketiga (Jumad Agung)


Larantuka,23 Maret 2025 – Latihan hari ketiga Koor Muji untuk persiapan Jumad Agung terjadi di Rumah Bapa Alex Nuan, yang merupakan saudara dari Bapak Yan Nuan (Mestri Timur ). Ada dua lagu utama yang menarik untuk dibahas secara mendalam yakni lagu Posuerunt dan lagu Ovos.Kedua lagu ini bukan hanya indah secara musikal, tetapi juga membawa makna teologis yang mendalam tentang sengsara Yesus Kristus.


Lagu Posuerunt bersumber dari liturgi tradisional pekan suci dan sering dinyanyikan dalam prosesi Jumat Agung. 

Liriknya berbunyi:
"Posuerunt super caput eius causam ipsius scriptam: Jesus Nazarenus."

Terjemahan:
"Mereka menempatkan di atas kepala-Nya alasan hukuman-Nya yang tertulis: Yesus orang Nazaret."


Lirik ini merujuk pada Injil Yohanes 19:19, di mana Pilatus memerintahkan untuk menuliskan "Yesus orang Nazaret, Raja Orang Yahudi" (Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum atau INRI) di atas salib. Tulisan ini awalnya dimaksudkan sebagai bentuk penghinaan, tetapi dalam iman Kristen, justru menjadi penegasan bahwa Yesus adalah Raja yang sejati.


Lagu ini dinyanyikan dalam gaya gregorian dengan tempo lambat dan nada mendayu. Pola melodinya menggambarkan kesedihan yang mendalam, merefleksikan penderitaan Yesus. Suara rendah dari tenor dan bass menciptakan suasana kelam, sedangkan suara soprano yang naik melambangkan ratapan.


Menyanyikan Posuerunt bukan hanya tentang teknik vokal, tetapi kita juga harus mampu membayangkan Kristus yang tergantung di kayu salib dengan tulisan di atas kepala-Nya. Kita harus mampu menyampaikan pengorbananNya dengan penuh rasa"

Sementara itu, lagu O Vos Omnes merupakan lagu duka yang menjadi bagian dari liturgi pekan suci, dan  diambil dari Kitab Ratapan 1:12. 

Liriknya berbunyi:
"O vos omnes, qui transitis per viam, attendite et videte: si est dolor sicut dolor meus."

Terjemahan:
"Hai kamu semua yang melewati jalan ini, perhatikanlah dan lihatlah: adakah penderitaan yang seperti penderitaanku?"


Ayat ini menggambarkan seruan Kristus dari salib, mengajak dunia untuk menyaksikan penderitaan-Nya yang tiada tara. Lagu ini sering dinyanyikan dalam ibadah Tenebrae atau prosesi yang menggambarkan sengsara Kristus.


Berbeda dengan Posuerunt yang lebih bersifat naratif, O Vos Omnes memiliki karakter yang lebih ekspresif. Melodi lagunya lebih dinamis, dengan perubahan nada yang menciptakan efek ratapan dan kepedihan.


Latihan koor di Rumah Bapa Alex Nuan bukan sekadar menyatukan suara, tetapi juga membangun penghayatan spiritual. Posuerunt menggambarkan penghinaan sekaligus kemuliaan Yesus sebagai Raja, sementara O Vos Omnes adalah seruan ratapan yang mengajak umat untuk menyadari betapa besar penderitaan-Nya.















0 Komentar